TEGASNEWS.ID – MAKASSAR, Gempa magnitudo 7,4 yang terjadi di Kota Larantuka, provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa 14 Desember 2021 terasa dampaknya di beberapa wilayah di Sulsel termasuk di Kota Makassar Kampus Unismuh Makassar.
Gempa yang terjadi membuat mahasiswa, dosen dan karyawan yang ada di Gedung Iqra Kampus Unismuh berlantai 18 panik dan berhamburan keluar ruangan.
Tidak terkecuali pimpinan Universitas yang berada di lantai 16 ( ruangan para wakil rektor) dan lantai 17 ( ruang kerja rektor), lantai 15 ( ruang dewan guru besar dan ruangan pejabat struktural lainnya) bergerak turun lewat tangga untuk menyelamatkan diri masing- masing.
Lift yang biasanya digunakan, pada saat gempa dimatikan. Lif sengaja dimatikan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan terjadi di dalam lif.
Karena lift tidak berfungsi otomatis Wakil Rektor II, Dr Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III, Dr Muhammad Tahir serta Wakil Rektor IV, Drs H Mawardi Pewangi yang berada dilantai 17 dan 16 turun lewat tangga sampai lantai dasar.
Sementara Wakil Rektor I Dr Abd Rakhim Nanda sedang mendampingi tim asesor LAM- PTKES yang saat itu sedang melakukan asesmen lapangan akreditasi Prodi Pendidikan Dokter dan Prodi Profesi Dokter di lantai II Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unismuh.
Sementara Rektor Unissmuh Prof H Ambo Asse didampingi dua orang staf memilih pengamanan diri bukannya turun lewat tangga tapi malah naik ke lantai 18.
Prof Ambo beralasan naik di lantai 18 lebih aman katanya ketimbang turun lewat tangga. Takutnya belum sampai ke lantai dasar terjadi apa-apa maka pilihan yang tepat menurutnya pilih lantai paling tinggi.
Keyakinan Prof Ambo Asse memilih lantai 18 lantai paling atas gedung Iqra diperkuat oleh pendapat Wakil Rektor I, Dr Ir Rakhim Nanda yang kebetulan bangunan gedung Iqra sekarang ini mereka yang merancangnya saat mau dibangun mengatakan, ketika terjadi gempa sementara kita berada di gedung tinggi lebih aman memilih gedung paling atas, jadi tidak salah rektor memilih lantai 18, lantai paling atas gedung Iqra.
Ada cerita menarik pengakuan dari Wakil Rektor II, Dr Andi Sukri Syamsuri kalau dia itu sering kambuh asam uratnya tetapi justru asam uratnya sembuh saat turun dari lantai 17 ke lantai dasar.
Lain halnya dengan Wakil Rektor IV, Mawardi Pewangi kelihatan tenang turun melewati tangga karena mengaku baru saja mendapat pembelajaran dari Fakultas Kedokteran bahwa jika terjadi gempa jangan panik.
Sementara Wakil Rektor III, Muhammad Tahir dia malah bingun, mau masuk lif tapi juga ragu dan akhirnya pilih turun lewat tangga, namun juga terlihat panik sampai lupa simpan jasnya di ruangannya sementara laptopnya yang dianggap paling berharga malah lupa dibawa. Ada juga Dekan FKIP, Dr Erwin Akib yang meminta pintu tiap tangga dibuka pintunya untuk memudahkan yang mau turun lewat tangga.
Ditempat terpisah Tim Asesor LAM-PTKES Indonesia yang juga sedang melakukan asesmen lapangan akreditasi Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh juga sampai meninggalkan ruangan saat gempa terjadi. Setelah dianggap aman baru dilanjutkan kembali.
Meskipun gempa sudah tidak terjadi lagi namun masih ada kekhawatiran adanya gempa susulan, maka dari itu sebagian dari mahasiswa, dosen dan karyawan memutuskan untuk langsung pulang ke rumah masing- masing. (ULLA)
EDITOR : JANUR